13 Mei 2017

Jangan Bandingkan Indonesia dengan Negara Barat : Dari Dahulu Indonesia ada di Timur bukan Barat




Entah apa yang merasuki pikiran sebagian kecil manusia Indonesia dalam cara pandang menilai negaranya sendiri. Dari sebagian kecil itu diantara mereka ada yang memang 'buta' sejarah dari lahir tapi tidak sedikit dari mereka yang 'melek' atau mengetahui sejarah bangsa ini. 

'Buta' sejarah dari lahir disini penulis artikan sebagai generasi yang tidak tahu sejarah bangsanya yang maksudnya adalah generasi yang lahir setelah masa reformasi yang enggan untuk menambah wawasan sejarah bangsa baik dari buku-buku literatur sekolah maupun buku-buku suplemen sejarah bangsa Indonesia yang diusahakan sendiri. Berbeda hal bagi sebagian mereka yang lainnya yang mengetahui atau 'melek' sejarah bangsa ini karena mereka lahir sebelum masa reformasi bahkan mungkin ada yang menjadi pelaku sejarah namun sayangnya seolah mereka amnesia akan sejarah itu. 

Persamaan dari mereka adalah sama-sama menilai kenyataan bangsa yang ada sekarang hanya menurut egosentris mereka. Padahal mereka-mereka ini tak luput dari bangku sekolahan yang super premium baik dalam dan luar negeri, bahkan plesiran keluar negeri menjadi jadwal rutin tahunan mereka. Idealnya kelebihan mereka ini untuk membangun bangsa dengan arif dan bijaksana bukannya malah mendiskreditkan dan nyinyir di media sosial yang hanya memojokkan dan merendahkan bangsanya sendiri. Pantaskah kita yang hidup, mencari penghidupan dari alam-nya, dan sudah beranak pinak di suatu bangsa malah justru melakukan sikap-sikap yang destruktif baik dengan kata-kata maupun tindakan?, tak jarang kita lihat  pada pernyataan-pernyataan yang mereka tulis maupun yang dilontarkan, kerap kali membuat sebagian besar manusia Indonesia yang lainnya mengelus dada serta mengernyitkan dahi merasa heran dan seraya bertanya "ada yah manusia model begini?"

Indonesia dari dahulu secara letak geografisnya disepakati dan dipahami berada di wilayah timur dunia ini, maka mustahil ada di wilayah barat atau wilayah bagian lainnya. Segala apapun mengenai wilayah ini pasti tidak akan pernah sama dengan wilayah lainnya, baik itu dilihat dari sisi budaya, tradisi, ideologi bangsa, pandangan politik, kekayaan alam, agama, serta masih banyak lagi yang lainnya. Jadi amatlah tidak bijak jika kita membandingkan yang tidak seharusnya dibandingkan, teori perbandingan secara umum yang dikenal bukankah apple to apple? jangan memaksakan untuk membandingkan apel dengan jeruk atau sebaliknya, atau memang maksud kalian itu adalah sebagai bentuk propaganda untuk mendegradasikan pemahaman orang lain yang tidak sejalan dengan ke-egosentris-an kalian? Sudahlah cukup dan hentikan propaganda busuk kalian, kalian sudah cukup membuat bangsa ini membuang energi percuma dengan pemaksaan pikiran sesat kalian. 

Terlepas dari perbandingan yang tidak cerdas di atas, persoalan lainnya adalah mengenai hal kepercayaan yang dianut manusia Indonesia, apakah orang yang mempercayai, meyakini, dan menjalankan ajaran agamanya tersebut itu adalah kalian anggap lelucon yang hanya melahirkan bahan tertawa kalian? Sungguh biadab cara berpikirnya seperti itu. 

Ini Indonesia, negara dengan dasar negara Pancasila dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, apakah meyakini ajaran agama di Indonesia itu salah dan sudah bisa di buat bahan tertawa kalian? Jika jawabannya iya, coba cari dimana anda terakhir kali letakan otak anda. 

Dibanyak ruang media kalian menyebut sebagian besar manusia Indonesia jangan ke-arab-arab-an dan pada ruang ini penulis sampaikan juga tolong jangan sok ke-barat-barat-an. Jangan pernah lagi membandingkan bangsa Indonesia dengan bangsa barat yang hobi menjajah, kalian tidak mau kan dibanding-bandingkan secara tidak fair?.



Jawaban bagi kalian yang suka merendahkan bangsa sendiri dengan membandingkannya secara tidak cerdas.


Bogor
Ahad, 17 Sya'ban 1438 H / 14 Mei 2017
-DM-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar