14 Mei 2017

Hukum Menjadikan Agama Sebagai Bahan Candaan dan Olok-Olok

Fenomena berolok-olok dalam perkara agama ini bukanlah perkara yang langka bagi kita. Seolah-olah bukanlah lagi hal yang sakral, sering sekali kita temui di sekitar kita orang yang dengan mudahnya menjadikan perkara agama sebagai bahan olok-olok untuk ditertawakan.


Dan sungguh disayangkan, sebagian orang yang melakukan perkara itu malah orang-orang yang dianggap sebagai dai, para juru dakwah yang mengisi acara-acara ceramah agama di tengah-tengah masyarakat. Adapun yang lebih disayangkannya lagi adalah orang-orang awam (orang yang dangkal pemahaman agamanya) dan ketika diingatkan malah justru tersinggung dan marah, padahal hal tersebut tidak diajarkan dalam Islam. 


Sebagian orang berolok-olok dengan firman Allah,


وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ


“Dan rukuklah kalian bersama orang yang ruku’.” (QS. Al Baqarah: 43)


Mereka plesetkan dengan, “Dan merokoklah kalian bersama orang yang merokok.” Dan mereka jadikan ayat ini sebagai dalil disyariatkannya “Merokok berjama’ah”, na’udzubillah.


Di lain ayat Allah berfirman,


وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ


“Wala taqrabu az zina, janganlah kalian dekati zina.” (QS. Al Isra’: 32)


Mereka jadikan ayat ini sebagai olok-olok dan mereka plesetkan artinya dengan “Hari Rabu jangan berzina, selain hari Rabu silakan saja.” Wal’iyadzubillah.


Sebagian yang lain mengolok-olok wanita yang multazimah, wanita yang berpegang teguh dengan agamanya dengan mengenakan jilbab besar yang berwarna gelap atau memakai cadar. Mereka olok-olok dengan panggilan “Ninja, ninja!” atau mereka gelari dengan sebutan “Kuntilanak” atau yang semisalnya.


Atau contoh lain, sebagian orang mengejek orang yang berjenggot karena mengamalkan sunnah Rasul dengan menirukan suara kambing ketika mereka lewat. Menyerupakan orang yang berjenggot dengan kambing.


Ini semua adalah bentuk ISTIHZA’, berolok-olok dalam perkara agama yang dilarang keras di dalam Islam, bahkan ditakutkan pelakunya bisa murtad, keluar dari Islam.


Kenapa Bisa Murtad?


Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di menjelaskan,


“Sesungguhnya berolok-olok dengan Allah, ayat-ayatNya dan rasul-Nya mengeluarkan seseorang dari agama karena pondasi agama ini dibangun di atas pengagungan terhadap Allah, pengagungan terhadap agama dan Rasul-RasulNya. Maka berolok-olok dengan perkara tersebut menafikan pondasi agama dan benar-benar membatalkannya.” (Tafsir As Sa’di, At Taubah: 65-66)


Di dalam Al Quran Allah berfirman,


وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّـهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ


“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu) tentulah mereka akan menjawab: ”Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian berolok-olok? Tidak usah kalian meminta maaf, karena sungguh kalian telah kafir sesudah beriman.” (QS. At Taubah: 65-66)


Sebab Turunnya Ayat


Tahukah Anda sebab turunnya ayat ini?


Dahulu ada sekelompok manusia yang bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam perang Tabuk. Di dalam suatu majelis mereka mengatakan,


“Kita tidak pernah melihat seperti para pembaca Al Qur’an kita ini yang paling dusta lisannya, paling buncit perutnya, paling penakut ketika bertemu musuh”,


Yang mereka maksudkan dengan ucapan mereka itu adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya.


Pada waktu itu di antara mereka ada seorang dari kalangan sahabat, maka sahabat ini pun marah dengan ucapan mereka ini. Dia pun pergi dan melaporkan apa yang terjadi kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sebelum dia sampai kepada Rasulullah, wahyu telah turun mendahuluinya.


Maka datanglah kaum tersebut kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk meminta maaf. Berdirilah salah seorang dari mereka dan bergantungan di tali pelana onta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam keadaan beliau mengendarainya, orang tersebut mengatakan,


“Wahai Rasulullah sesungguhnya kami hanya berbincang-bincang untuk menghilangkan rasa penat dalam perjalanan, kami tidak memaksudkan untuk memperolok-olok, kami hanya bersenda gurau,”


Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak menoleh sedikit pun kepadanya dan beliau hanya membacakan ayat tadi,


قُلْ أَبِاللَّـهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ


“Katakanlah, apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian berolok-olok? Tidak usah kalian meminta maaf, karena sungguh kalian telah kafir sesudah beriman.” (QS. At Taubah: 65-66)


Asy Syaikh DR. Shalih Al Fauzan, ulama besar Saudi Arabia dalam Kitab beliau Syarah Nawaqidil Islam “Penjelasan tentang Pembatal-pembatal Keislaman” menjelaskan,


“Ini merupakan dalil bahwa barangsiapa mencela Allah, Rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya atau sedikit saja dari Al-Qur’an atau Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka dia telah murtad dari Islam walaupun hanya bersenda gurau.” [hal. 26]


Kalau ada yang mengatakan, “Ini kan cuma bercanda, orangnya kan mungkin tidak punya niat untuk mencela atau merendahkan. Cuma guyon saja kok..”


Maka kita katakan bahwa kasusnya sama saja dengan kisah Perang Tabuk yang telah kita sampaikan di atas. Orang yang mengolok-olok Rasulullah dan para sahabat tadi juga mengemukakan alasan yang serupa,


“Kami hanya bersenda gurau dan bermain-main.”


Tapi tetap saja Allah kafirkan dengan firman-Nya,


لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ


“Tidak usah kalian meminta maaf, karena sungguh kalian telah kafir sesudah beriman.” (QS. At Taubah: 65-66)


Oleh karena itu saudaraku seiman, hendaknya kita jaga lisan dan sikap kita dari menjadikan perkara agama, atau simbol-simbol agama sebagai bahan candaan dan olok-olok.


Apakah tidak ada bahan candaan lain sehingga perkara yang semestinya kita agungkan dan kita sakralkan ini pun kita jadikan bahan olok-olok?


Ingatlah selalu peringatan dari Allah terhadap orang yang berolok-olok dengan agamanya,


لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ


“Tidak usah kalian meminta maaf, karena sungguh kalian telah kafir sesudah beriman.” (QS. At Taubah: 65-66)


Wallahu ta’ala a’lam.


Ditulis oleh Abu Umar Wira Bachrun Al Bankawy di Darul Hadits Ma’bar, 14 Ramadhan 1433 H – 2/8/2012. Dengan sedikit penambahan.


13 Mei 2017

Jangan Bandingkan Indonesia dengan Negara Barat : Dari Dahulu Indonesia ada di Timur bukan Barat




Entah apa yang merasuki pikiran sebagian kecil manusia Indonesia dalam cara pandang menilai negaranya sendiri. Dari sebagian kecil itu diantara mereka ada yang memang 'buta' sejarah dari lahir tapi tidak sedikit dari mereka yang 'melek' atau mengetahui sejarah bangsa ini. 

'Buta' sejarah dari lahir disini penulis artikan sebagai generasi yang tidak tahu sejarah bangsanya yang maksudnya adalah generasi yang lahir setelah masa reformasi yang enggan untuk menambah wawasan sejarah bangsa baik dari buku-buku literatur sekolah maupun buku-buku suplemen sejarah bangsa Indonesia yang diusahakan sendiri. Berbeda hal bagi sebagian mereka yang lainnya yang mengetahui atau 'melek' sejarah bangsa ini karena mereka lahir sebelum masa reformasi bahkan mungkin ada yang menjadi pelaku sejarah namun sayangnya seolah mereka amnesia akan sejarah itu. 

Persamaan dari mereka adalah sama-sama menilai kenyataan bangsa yang ada sekarang hanya menurut egosentris mereka. Padahal mereka-mereka ini tak luput dari bangku sekolahan yang super premium baik dalam dan luar negeri, bahkan plesiran keluar negeri menjadi jadwal rutin tahunan mereka. Idealnya kelebihan mereka ini untuk membangun bangsa dengan arif dan bijaksana bukannya malah mendiskreditkan dan nyinyir di media sosial yang hanya memojokkan dan merendahkan bangsanya sendiri. Pantaskah kita yang hidup, mencari penghidupan dari alam-nya, dan sudah beranak pinak di suatu bangsa malah justru melakukan sikap-sikap yang destruktif baik dengan kata-kata maupun tindakan?, tak jarang kita lihat  pada pernyataan-pernyataan yang mereka tulis maupun yang dilontarkan, kerap kali membuat sebagian besar manusia Indonesia yang lainnya mengelus dada serta mengernyitkan dahi merasa heran dan seraya bertanya "ada yah manusia model begini?"

Indonesia dari dahulu secara letak geografisnya disepakati dan dipahami berada di wilayah timur dunia ini, maka mustahil ada di wilayah barat atau wilayah bagian lainnya. Segala apapun mengenai wilayah ini pasti tidak akan pernah sama dengan wilayah lainnya, baik itu dilihat dari sisi budaya, tradisi, ideologi bangsa, pandangan politik, kekayaan alam, agama, serta masih banyak lagi yang lainnya. Jadi amatlah tidak bijak jika kita membandingkan yang tidak seharusnya dibandingkan, teori perbandingan secara umum yang dikenal bukankah apple to apple? jangan memaksakan untuk membandingkan apel dengan jeruk atau sebaliknya, atau memang maksud kalian itu adalah sebagai bentuk propaganda untuk mendegradasikan pemahaman orang lain yang tidak sejalan dengan ke-egosentris-an kalian? Sudahlah cukup dan hentikan propaganda busuk kalian, kalian sudah cukup membuat bangsa ini membuang energi percuma dengan pemaksaan pikiran sesat kalian. 

Terlepas dari perbandingan yang tidak cerdas di atas, persoalan lainnya adalah mengenai hal kepercayaan yang dianut manusia Indonesia, apakah orang yang mempercayai, meyakini, dan menjalankan ajaran agamanya tersebut itu adalah kalian anggap lelucon yang hanya melahirkan bahan tertawa kalian? Sungguh biadab cara berpikirnya seperti itu. 

Ini Indonesia, negara dengan dasar negara Pancasila dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, apakah meyakini ajaran agama di Indonesia itu salah dan sudah bisa di buat bahan tertawa kalian? Jika jawabannya iya, coba cari dimana anda terakhir kali letakan otak anda. 

Dibanyak ruang media kalian menyebut sebagian besar manusia Indonesia jangan ke-arab-arab-an dan pada ruang ini penulis sampaikan juga tolong jangan sok ke-barat-barat-an. Jangan pernah lagi membandingkan bangsa Indonesia dengan bangsa barat yang hobi menjajah, kalian tidak mau kan dibanding-bandingkan secara tidak fair?.



Jawaban bagi kalian yang suka merendahkan bangsa sendiri dengan membandingkannya secara tidak cerdas.


Bogor
Ahad, 17 Sya'ban 1438 H / 14 Mei 2017
-DM-



10 Apr 2016

Ayah, aku mau tanya boleh?


Ada sebuah cerita unik antara anak dan ayahnya, sebuah cerita yang dimulai dari diskusi kecil namun sarat makna, sengaja penulis tuliskan kembali cerita tersebut dalam blog kali ini.

Awal cerita dimulai ketika ayah sedang membaca buku tiba-tiba anak perempuan pertamanya yang bernama Imandaru berusia sekitar 7 tahunan menaiki punggung ayahnya dan bertanya....

Iman : Ayah...Iman mau tanya, boleh?

Ayah : Hem?.. tanya apa Iman?...

Iman : Ayah, benar gak sih, Indonesia itu negara muslim terbesar di dunia?

Ayah : Iya! Itu benar! Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia... kita harus bangga...

Iman : Mmm... gitu, Ayah? Harus bangga ya?, Tapi... kenapa harus bangga? Emang apanya yang membanggakan?
Banyak orang bergelar Haji, tapi kenapa pencuri dan tukang korupsi makin menggila...?
Orang berlomba mendirikan Masjid di setiap penjuru, tapi maksiat juga semakin kencang melaju..
Di pagi hari, para Da'i memenuhi layar televisi...Siang hingga pagi pula kemaksiatan dan kemungkaran di umbar tanpa henti....
Kenapa ayah? Kenapa bisa begitu? Kenapa harus bangga? Kenapa?

Ayah : Ke...kenapa...?? (langsung bengong dan gagap)

Iman : Bukankah Islam mengajarkan kebaikan? namun kenapa yang terjadi adalah kerusakan? kenapa, ayah?

Sambil bermain boneka tangan berbentuk seekor kucing, Iman kembali memberondong pertanyaannya melalui boneka tersebut

Boneka tangan Iman : Iya, ayah? Kenapa? Apakah karena jumlah yang banyak itu tidak lebih seperti buih? Buih yang mudah tertiup angin ke sana ke mari, terbawa arus tak tahu arah, rapuh dan mudah pecah...Apakah karena itu? Apakah ayah juga termasuk buih itu????...

Ayah : Aaaaaaaaaa...... (ayah mulai terdesak)

Boneka tangan Iman : Buih yang mudah goyah, limbung tak tahu arah...Bingung...Ling Lung...

Ayah : Aaaaaaaaaa... (semakin frustasi)

Tiba-tiba Ibu membangunkan Ayah yang mulai mengigau kencang

Ibu : Ayah... Ayah...bangun Ayah...Bangun.., Ayah barusan ngigau...

Kemudian Ayah terbangun

Ayah : Hah? Ngigau? Ngigau gimana?

Ibu : Ayah ngigau nya teriak keras, pasti tadi belum wudhu ya?!

Ayah : Iya sih, jadi mimpi aneh.....Alhamdulillah cuma mimpi...Fiiiuuhhhh....

Kemudian bergeraklah badan Iman dipangkuan ayahnya yang ternyata juga tertidur pulas

Iman : nyemm..nyemm.. Ayah.. Ayah...

Ayah : Haha...tiru-tiru.. si Iman ngigau juga..ngelindur...hahaha...

Iman : Ayah...Buih...Banyak Buih..kenapa Ayah.. ?? (sambil tidur berujar seperti itu)

Ayah : (kaget)

Ibu : baca apa sih, kok sampai mimpi aneh?...

Ayah : (tiba-tiba bengong terkesima sambil menatap dan mendekap Iman yang masih tertidur pulas)

Ibu : Ayah, Ayah kenapa sih? Jadi aneh..

Rasulullah Salallahualaihi Wassalam telah memperingatkan kita yang berada di akhir zaman ini, dalam salah satu sabdanya :
"Hampir terjadi keadaan yang mana umat-umat lain akan mengerumuni kalian bagai orang-orang yang makan mengerumuni makanannya". Salah seorang sahabat berkata; "Apakah karena sedikitnya kami ketika itu?" Nabi berkata : "Bahkan, pada saat itu kalian banyak jumlahnya, tetapi kalian bagai Ghutsa (buih kotor yang terbawa air saat banjir). Pasti Allah akan cabut rasa segan yang ada di dalam dada-dada musuh kalian, kemudian Allah campakkan kepada kalian rasa Wahn". Kata para sahabat : "Wahai Rasulullah, apa Wahn itu?" Beliau bersabda : "Cinta dunia dan takut mati". (HR. Abu Daud, Ahmad)

2 Mar 2016

Bedakan pola pikir penulis: antara pertanyaan yang menyudutkan dengan jawaban yang mendidik


Bismillahirrohmannirrohim

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Sebuah cerita malam dari kisah nyata, ada sebuah pertanyaan yang menyudutkan dan terkesan menggelitik untuk di jawab

Si A : Menarik menyinggung tentang Necmettin Erbakan. Mungkin bisa ditopikan selanjutnya mengapa Turki yang 99% penduduknya adalah Muslim memilih menjadi negara sekular (memisahkan politik dan agama).

Si B : Kenapa turki memisahkan politik dan agama pada saat itu karena pada zaman kekhilafahan (kesultanan) turki utsmani (Ottoman Caliphate) terjadi gerakan turki muda yang liberal dan sekularisme, pemikiran tersebut di picu oleh marak dan berkembangnya ilmu filosofi dari barat dan ajaran-ajaran lainnya, sehingga dengan dalih bahwa pemerintahan yang berjalan sudah tidak lagi sesuai dengan zamannya (menurut gerakan turki muda) maka kekuasaan pemerintahan khilafah utsmani harus di ambil alih oleh gerakan turki muda (yg liberal dan sekularisme) demi terwujudnya turki modern, singkatnya ketika kekuasaan utsmani sudah mulai melemah dan sultan terakhir Mehmed VI diasingkan disitulah sedikit demi sedikit undang-undang syariat utsmani satu per satu ditinggalkan dan digantikan (copy paste) dengan undang-undang barat (pada saat itu british/kerajaan inggris), dan akhirnya secara resmi kurang lebih di tgl 3 maret 1924 runtuh lah kekhilafahan utsmani dan otomatis digantikan oleh negara republik sekuler turki dengan tokohnya dan juga menjadi presidennya adalah mustafa kemal ataturk laknatullahalaik, pelan tapi pasti bahasa kekhilafahan yang digunakan pada saat itu adalah bahasa arab diganti dengan bahasa turki, bacaan sholat diganti dengan bahasa turki, madrasah2 ditutup, dan jilbab dilarang lagi untuk digunakan. banyak ulama-ulama yang diasingkan dengan tujuan menjauhkan agama dari kehidupan muslimin, banyak pula yang menentang namun semua habis dibalik jeruji maupun hilang dalam pengasingan, sejarah berulang dinegeri nusantara indonesia, sekularisme dan liberalisme sudah mulai tumbuh dan akan menjadi proyek kedua setelah turki. namun sekarang semakin majunya peradaban manusia dan tekhnologi, turki sedang diarahkan kembali ke pemerintahan masa keemasannya yaitu kekhilafahan, runtuh karena demokrasi dan bangkit karena demokrasi itulah yang sedang dilakukan oleh presidennya sekarang Recep Tayyip Erdoğan . turki memang sama dengan indonesia yg 90% penduduknya muslim, namun muslim yg bagaimana, muslim yg kaffah atau muslim abangan, jika mayoritas dari 90% muslim adalah muslim abangan itu sudah dipastikan mereka akan menerima menjadi negara sekular yg memisahkan politik dan agama, namun jika mereka kaffah maka khilafah turki pasti akan berdiri kembali seperti para pendahulunya, inilah yg ditakuti oleh para kaum liberal dan sekular.

Si A :  Ya iyalah wong dia yang mau jadi caliph-nya (3 emot ketawa sambil nangis) siapa sih yang nggak mau mengangkat diri sendiri jadi penguasa seumur hidup?

Si B : jadi khalifah ga gampang mba, itu harus disetujui oleh seluruh masyarakat suatu bangsa dengan kriteria2 yg ada dalam syariat, kalo ga sesuai ya ga dipilih, mungkin yg kita ketahui sekarang seperti pemilu bakal calonnya kan harus ada fit & proper test nya, ga gampang kan jadi pemilih, milih ketua rt aja ada pemilihannya, nyari istri/suami juga kan, emg ada statement dari org yg dimaksud kalo dia mau jadi khalifahnya dan mengangkat dirinya sendiri mba? sumbernya dari mana? kok saya ga tau yah, kirimin link beritanya dong mba klo ada, mungkin saya ga seupdate mba jadi bisa berkomentar seperti itu ='(

Si A : memang tidak mungkin mengeluarkan statemen itu sendiri. Tapi bisa ketebak sih IMHO. Kalau Turki kembali ke sistem kilafah dan bukan Erdogan kalifahnya (dengan catatan Erdogan masih hidup) berarti memang manusia legowo

Si B : popularitas AKP memang sempat menurun pada juni 2015 saat pemilu sela di parlemen namun pada proses pemilu ulangan di November 2015 AKP berhasil mendapatkan suara 49.5% dari total 95%suara yg telah dihitung, sedangkan partai oposisinya kalaupun mau berkoalisi dijumlahkan hanya berkisar 48% (CHP, MHP, HDP), sisanya abstein. Kalau untuk IMHO saya no comment karena saya tdk begitu tahu. Mungkin permasalahannya disini ternyata dalam kenyataannya terkadang indeks popularitas tidak berjalan lurus terhadap data hasil yg diperoleh. Untuk siapa yg akan menjadi khalifahnya, hanya waktu yg dapat menjawabnya 
grin emoticon

Mari budayakan menjawab dengan santun dan berpendidikan demi meluruskan pemahaman orang yang terbatas wawasannya.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh




20 Feb 2016

Film Pendek Religi 'Cinta Subuh' dan Kontroversinya


Bismillahirohmanirrohim

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Kalimat sakti yang pertama kali dipertontonkan dalam film ini sangat menggugah pribadi saya, dan hal ini yang menjadi dasar saya untuk membagi keseruan dan pengalaman yang luar biasa ke teman-teman pembaca lain. Kalimat sakti tersebut adalah seperti ini,
"Gimana mau jadi imam rumah tangga, kalo imam-in diri sendiri aja ga bisa"

Mungkin kalimat tersebut ada dari sebagian pembaca lain adalah hal yang sangat biasa, itu karena alasan yang pertama adalah karena orang tersebut sudah terbiasa menjadi imam yang taat dan bertakwa pada Allah SWT (Masya Allah semoga kita termasuk dalam bagian tersebut), alasan yang kedua adalah karena mungkin orang tersebut sudah tidak ada rasa peduli dalam memaknai menjadi seorang imam dalam sebuah keluarga (Naudzubillah min dzalik, semoga kita tidak termasuk dalam bagian tersebut).

Dari pendahuluan di atas saya coba ingin memberikan sedikit opini pribadi mengenai alur cerita film ini, jika dilihat secara keseluruhan isi film ini adalah memiliki visi untuk menjadikan Masjid ramai di kala waktu sholat Subuh sedangkan misinya adalah mengajak seseorang yang belum dapat mendirikan sholat Subuh berjamaah di Masjid agar terinspirasi dan mau melakukannya dengan memberikan gambaran-gambaran umum yang biasa kita temukan di sebagian anak muda (masyarakat pada umunya) dan bagaimana usaha seorang anak muda yang dengan gigih menempuh cara agar dapat bangun subuh dan tidak ketinggalan waktu sholat. Sungguh sangat baik sekali dakwah menggunakan media film ini, karena bukan hanya sebagai tontonan semata yang tidak berarti namun dapat menjadi tuntunan bagi kita yang belum dapat mendirikan sholat Subuh di Masjid secara berjamaah dan agar mau memulainya dari sekarang.

Namun dari niatan yang baik ini dengan melihat visi dan misi film tersebut di atas, masih terlihat ada hal-hal yang masih mengganjal pribadi saya, dan mungkin dengan adanya tulisan saya ini dapat menjadi bahan kajian dan atau perbaikan untuk para pembuat film religi agar dapat sekuat tenaga megambil alur cerita dan pembuatan film yang sesuai dengan frame yang lebih islami, bukan karena bermaksud untuk menilai film ini tidak islami atau kurang islami namun untuk sebagai pengingat bahwa nilai-nilai islam juga seharusnya dapat lebih aplikatif di dalam pembuatan film terlebih film religi ini.

Hal-hal yang mengganjal pribadi saya dari film ini seperti hal pacaran, boncengan dengan yang bukan muhrim, dan niat sholatnya karena wanita. Jika dilihat dari pengaplikasian nilai-nilai yang islami seharusnya pacaran bisa diganti dengan ta'aruf, boncengan dengan yang bukan muhrim bisa diganti dengan naik angkutan umum, dan sholatnya karena ingin mengambil hati seorang wanita mungkin bisa diganti dengan sholat dengan niat yang baik kepada Allah dan berdoa agar wanita tersebut jika memang jodohnya maka diberikan kemudahan. Menurut saya ini lebih aplikatif.

Walau demikian jika dilihat dari sudut pandang yang lain secara husnudzon sepertinya si pembuat film ingin memberikan gambaran umum yang terjadi di kalangan umat muslim muda saat ini yang sedikit memang sudah terkontaminasi dengan cara pandang kebaratan dan ingin mencoba untuk meluruskannya kembali. Allahua'lam bishawab. Semoga Allah SWT meridhoi niatan baik film ini.

Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan dapat terinspirasi dari film pendek religi 'Cinta Subuh' ini. Mari sholat subuh berjamah di Masjid.

Jamaah shalat Subuh dipersaksikan oleh malaikat.
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يتعاقبون فيكم ملائكةٌ بالليل وملائكةٌ بالنهار، ويجتمعون ف ي صلاة الفجر وصلاة العصر، ثم يعرُجُ الذين باتوا فيكم، فيسألهم ربُّهم – وهو أعلم بهم: كيف تركتم عبادي؟ فيقولون: تركناهم وهم يصلُّون، وأتيناهم وهم يصلون.
“­Malaikat bergantian melihat kalian pada siang dan malam. Para malaikat itu bertemu di shalat Subuh dan shalat Ashar. Kemudian yang bermalam dengan kalian naik (ke langit) dan ditanya oleh Rabb mereka, dan Dia lebih tahu keadaan hamba-hambanya, Bagaimana kondisi hamba-hambaku ketika kalian tinggalkan?’ Para malaikat menjawab, ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan shalat, dan kami mendatangi mereka dalam keadaan shalat.” (HR. Bukhari-Muslim)
Berpeluang mendapatkan pahala haji atau umrah bila berzikir hingga terbitnya matahari.
Bisa dibayangkan betapa besar ganjaran pahala yang didapatkan bila memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Dasar dari hal ini adalah keterangan dari Anasibn Malik Radhiallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang bersabda:
مَن صلى الغداة في جماعة، ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين، كانت له كأجر حجة وعمرة تامة، تامة، تامة
“Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah kemudian dia duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lantas shalat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi)
Kesempatan untuk melaksanakan shalat sunah Subuh.
Kesempatan lain yang bisa didapatkan dengan mengupayakan shalat Subuh secara berjamaah adalah shalat sunah Subuh dua rakaat. Shalat sunat Subuh dua rakaat ini punya kelebihan tersendiri yang disebutkan dalam hadits.
ركعتا الفجر خيرٌ من الدنيا وما فيها
“Dua rakaat (shalat sunah) Subuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (HR. Muslim dari Ummul MukmininAisyah Radhiallahu ‘anha)

Untuk yang belum nonton filmnya, silahkan simak disini :

8 Des 2015

Mari Sukseskan Pemilukada (Pilkada) Serentak, Sebuah Momentum Kebangkitan Islam di Indonesia


Bismillahirrohmannirrohim
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Kepada Muslimin dan Muslimat yang di rahmati Allah

Saya akan memulai dengan sebuah kutipan dari sahabat nabi, Ali Bin Abi Thalib RA
"Kedzholiman akan terus ada bukan karena banyaknya orang-orang jahat, tetapi karena diamnya orang-orang baik" (sumber1)

Menjelang diadakannya Pemilukada (Pilkada) serentak yang akan dilaksanakan besok tanggal 9 Desember 2015 sepertinya sudah saatnya umat muslim merapatkan barisan untuk bersatu padu dalam mensukseskan acara tersebut, karena melihat kenyataannya yang terjadi sekarang, umat muslim yang katanya menjadi penduduk mayoritas namun hanya menjadi minoritas dalam hak-haknya.

Mari jadikan Pemilukada (Pilkada) serentak ini sebuah momentum kebangkitan Islam yang dimulai kembali dari bumi Indonesia.

Menyimak tulisan dibawah ini yang sengaja saya salinkan dari organisasi komunitas #IndonesiaTanpaJIL. Pantas kiranya kita harus banyak merenung sebagai umat muslim.

Waspadalah dengan premis atau silogisme "Lebih baik KAFIR tapi ngga KORUPSI, daripada MUSLIM tapi KORUP", seolah-olah Muslim di negeri ini akhlaknya bobrok semua hanya karena 1-2 diantaranya bobrok dan di BLOW UP di media. Ada jauh lebih banyak Muslim yang BAIK, RENDAH HATI, ISTIQOMAH, NGGA KORUPSI, NGGA GILA POPULARITAS ketimbang yang akhlaknya buruk. Dan ada sangat banyak ORANG KAFIR yang moralnya bobrok, korupsi trilyunan kabur keluar negeri tapi tertutupi oleh 1-2 "KEBAIKAN" yang sengaja dikonstruksikan dan di BLOW UP media pendukung mereka. (sumber2)



Adapun kriteria atau persyaratan seorang pemimpin dalam Islam terkandung dalam Al-Qur'an, sebagai berikut :

1.  Al-Qur'an melarang menjadikan orang kafir sebagai Pemimpin

QS. 3. Aali 'Imraan : 28.
"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara  diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu)."

 QS. 4. An-Nisaa' : 144.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?"

 QS. 5. Al-Maa-idah : 57.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi PEMIMPINMU, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman."

2.  Al-Qur'an melarang menjadikan orang kafir sebagai Pemimpin walau Kerabat sendiri :

QS. 9. At-Taubah : 23.
"Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan BAPAK-BAPAK dan SAUDARA-SAUDARAMU menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan, dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."

QS. 58. Al-Mujaadilah : 22.

"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling  berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekali pun orang-orang itu BAPAK-BAPAK, atau ANAK-ANAK atau SAUDARA-SAUDARA atau pun KELUARGA mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada- Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun merasa  puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa  sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung."

3. Al-Qur'an melarang menjadikan orang kafir sebagai teman setia

QS. 3. Aali 'Imraan : 118.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi TEMAN  KEPERCAYAANMU orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang  disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya."

QS. 9. At-Taubah : 16.

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi TEMAN SETIA selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman ? Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

4. Al-Qur'an melarang saling tolong dengan kafir yang akan merugikan umat Islam

QS. 28. Al-Qashash : 86.

"Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al-Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi PENOLONG bagi orang-orang kafir."

QS. 60. Al-Mumtahanah : 13.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan PENOLONGMU kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa."

5. Al-Qur'an melarang mentaati orang kafir untuk menguasai muslim

QS. 3. Aali 'Imraan : 149-150.

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu MENTAATI orang-orang yang KAFIR itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allah lah Pelindungmu, dan Dialah sebaik-baik Penolong."

6. Al-Qur'an melarang beri peluang kepada orang kafir sehingga menguasai muslim

QS. 4. An-Nisaa' : 141.

"...... dan Allah sekali-kali tidak akan MEMBERI JALAN kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman."

7. Al-Qur'an memvonis munafiq kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin

QS. 4. An-Nisaa' : 138-139.

"Kabarkanlah kepada orang-orang MUNAFIQ bahwa mereka akan mendapat siksaan  yang pedih. (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah."
8. Al-Qur'an memvonis ZALIM kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin

QS. 5. Al-Maa-idah : 51.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak  memberi petunjuk kepada orang-orang yang ZALIM."

9. Al-Qur'an memvonis fasiq kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin

QS. 5. Al-Maa-idah : 80-81.

"Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang FASIQ."

10. Al-Qur'an memvonis sesat kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin

QS. 60. Al-Mumtahanah : 1.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu     karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu  nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah TERSESAT dari jalan yang lurus."

11. Al-Qur'an mengancam azab bagi yang jadikan kafir sbg Pemimpin / Teman Setia

 QS. 58.  Al-Mujaadilah : 14-15.

"Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman ? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka AZAB yang sangat  keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan."

12. Al-Qur'an mengajarkan doa agar muslim tidak menjadi sasaran fitnah orang kafir

 QS. 60. Al-Mumtahanah : 5.

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (SASARAN) FITNAH bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
(Sumber3)


  • Adakah dalil, perihal atau alasan lain yang masih mau kalian ingkari?
  • Masihkah kalian menyibukan diri dengan kata-kata "kampanye hitam"? (andaikan kalian tahu siapa yang menebar isu tersebut)


Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh





Sumber tambahan :
1) https://twitter.com/aagym/status/453331467536326656

2) https://www.facebook.com/IndonesiaTanpaJIL/photos/a.245166692236177.59465.244032929016220/904944676258372/?type=3&theater

3) http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/10/03/20572/inilah-dalildalil-mengharamkan-umat-islam-memilih-pemimpin-kafir/#sthash.jT1uT1aM.dpbs

2 Des 2015

8 Sikap Mengatasi Fitnah dan Tuduhan


Mungkin di antara kita selama hidup pernah difitnah atau dituduh. Ada yang dituduh sebagai pembohong, egois, tidak punya perasaan, pengkhianat, pencuri, dituduh selingkuh.
Atau dikatakan zalim, munafik, sesat, atau tuduhan-tuduhan lainnya. Padahal, termasuk zalim, menuduh dan memfitnah orang lain dengan sesuatu yang tidak dilakukannya.
Jika Anda dituduh dan difitnah oleh seseorang, padahal Anda yakin tidak bersalah maka ada delapan sikap yang sebaiknya kita lakukan.
Pertama, hendaklah kita cek dan kita pelajari lagi jangan-jangan yang dituduhkan orang lain itu benar. Jika ternyata kita salah, jangan malu dan gengsi mengakui kesalahan dan mengikuti kebenaran. Meskipun, cara orang yang menasihati kita kasar atau mungkin bermaksud tidak baik.
Kedua, memperbaiki ucapan atau tindakan kita yang menjadi penyebab orang memfitnah kita. Misalnya, bendahara masjid dituduh mencuri uang kas disebabkan tidak transparannya laporan keuangan. Maka, hendaknya dibuat laporan yang rapi dan jelas.
Jika seseorang dituduh nakal karena sering bergaul dengan orang-orang nakal, selektiflah dalam memilih sahabat.
Ketiga, ingatlah akan aib dan dosa kita. Syekh Salim Al Hilali berkata, “Kalau Anda bersih dari kesalahan yang dituduhkan itu, tapi sejatinya Anda tidak selamat dari kesalahan-kesalahan lain karena sesungguhnya manusia itu memiliki banyak kesalahan.'' ''Kesalahanmu yang Allah tutupi dari manusia jumlahnya lebih banyak. Ingatlah akan nikmat Allah ini di mana Ia tidak perlihatkan kepada si penuduh kekurangan-kekuranganmu lainnya….” (Dinukil dari buku Ar Riyaa halaman 68).
Keempat, hendaklah kita merenung dan mengevaluasi kesalahan dan dosa-dosa kita. Baik yang berhubungan dengan muamalah antara manusia, maupun dosa-dosa antara kita dengan Allah. Tuduhan dan fitnahan bisa jadi merupakan teguran agar kita kembali dan bertobat kepada Allah.
Kelima, jika kita sabar dan ikhlas, semoga tuduhan dan fitnahan ini dapat mengurangi/menghapus dosa, menambah pahala, dan meningkatkan derajat kita di sisi-Nya.
Keenam, doakanlah si penuduh agar Allah memberi petunjuk. Jika memungkinkan, nasihatilah dia secara langsung maupun melalui sindiran agar dia bisa sadar dan bertobat.
Maafkan dia, tapi kita boleh membalas untuk suatu kemaslahatan asalkan tidak melampaui batas. (Lihat surah Asy Syuuraa 40-43). Jika terpaksa, doakanlah keburukan untuk si zalim agar ia menjadi sadar dan bertobat.
Ketujuh, shalat istikharah untuk meminta bimbingan Allah cara yang tepat mengklarifikasi atau membela diri. Meladeni dan membantah terkadang justru membuka pintu keburukan untuk kita.
Bisa jadi, klarifikasi tanpa menyebutkan tentang tuduhan mengenai dirinya dan tanpa menyebutkan nama penuduh akan banyak memberikan manfaat untuk umat.
Kedelapan, yakinlah musibah tuduhan merupakan kebaikan untuk Anda. Si penuduh yang merugi karena dia telah melakukan kejahatan dan berhak memperoleh azab-Nya.
Allah SWT berfirman, “…. Janganlah kamu mengira berita (bohong) itu buruk bagi kamu, bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapatkan dosa yang diperbuatnya ….” (Surah an Nuur 11).
Sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik, yang lengah dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar.” (Surah an Nuur 23).
Semoga kita menjadi orang yang takut kepada Allah dengan tidak mudah menuduh orang lain tanpa bukti dan dapat menyikapi dengan bijaksana saat mendapat fitnah. 
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fariq Gasim Anuz