2 Mar 2016

Bedakan pola pikir penulis: antara pertanyaan yang menyudutkan dengan jawaban yang mendidik


Bismillahirrohmannirrohim

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Sebuah cerita malam dari kisah nyata, ada sebuah pertanyaan yang menyudutkan dan terkesan menggelitik untuk di jawab

Si A : Menarik menyinggung tentang Necmettin Erbakan. Mungkin bisa ditopikan selanjutnya mengapa Turki yang 99% penduduknya adalah Muslim memilih menjadi negara sekular (memisahkan politik dan agama).

Si B : Kenapa turki memisahkan politik dan agama pada saat itu karena pada zaman kekhilafahan (kesultanan) turki utsmani (Ottoman Caliphate) terjadi gerakan turki muda yang liberal dan sekularisme, pemikiran tersebut di picu oleh marak dan berkembangnya ilmu filosofi dari barat dan ajaran-ajaran lainnya, sehingga dengan dalih bahwa pemerintahan yang berjalan sudah tidak lagi sesuai dengan zamannya (menurut gerakan turki muda) maka kekuasaan pemerintahan khilafah utsmani harus di ambil alih oleh gerakan turki muda (yg liberal dan sekularisme) demi terwujudnya turki modern, singkatnya ketika kekuasaan utsmani sudah mulai melemah dan sultan terakhir Mehmed VI diasingkan disitulah sedikit demi sedikit undang-undang syariat utsmani satu per satu ditinggalkan dan digantikan (copy paste) dengan undang-undang barat (pada saat itu british/kerajaan inggris), dan akhirnya secara resmi kurang lebih di tgl 3 maret 1924 runtuh lah kekhilafahan utsmani dan otomatis digantikan oleh negara republik sekuler turki dengan tokohnya dan juga menjadi presidennya adalah mustafa kemal ataturk laknatullahalaik, pelan tapi pasti bahasa kekhilafahan yang digunakan pada saat itu adalah bahasa arab diganti dengan bahasa turki, bacaan sholat diganti dengan bahasa turki, madrasah2 ditutup, dan jilbab dilarang lagi untuk digunakan. banyak ulama-ulama yang diasingkan dengan tujuan menjauhkan agama dari kehidupan muslimin, banyak pula yang menentang namun semua habis dibalik jeruji maupun hilang dalam pengasingan, sejarah berulang dinegeri nusantara indonesia, sekularisme dan liberalisme sudah mulai tumbuh dan akan menjadi proyek kedua setelah turki. namun sekarang semakin majunya peradaban manusia dan tekhnologi, turki sedang diarahkan kembali ke pemerintahan masa keemasannya yaitu kekhilafahan, runtuh karena demokrasi dan bangkit karena demokrasi itulah yang sedang dilakukan oleh presidennya sekarang Recep Tayyip Erdoğan . turki memang sama dengan indonesia yg 90% penduduknya muslim, namun muslim yg bagaimana, muslim yg kaffah atau muslim abangan, jika mayoritas dari 90% muslim adalah muslim abangan itu sudah dipastikan mereka akan menerima menjadi negara sekular yg memisahkan politik dan agama, namun jika mereka kaffah maka khilafah turki pasti akan berdiri kembali seperti para pendahulunya, inilah yg ditakuti oleh para kaum liberal dan sekular.

Si A :  Ya iyalah wong dia yang mau jadi caliph-nya (3 emot ketawa sambil nangis) siapa sih yang nggak mau mengangkat diri sendiri jadi penguasa seumur hidup?

Si B : jadi khalifah ga gampang mba, itu harus disetujui oleh seluruh masyarakat suatu bangsa dengan kriteria2 yg ada dalam syariat, kalo ga sesuai ya ga dipilih, mungkin yg kita ketahui sekarang seperti pemilu bakal calonnya kan harus ada fit & proper test nya, ga gampang kan jadi pemilih, milih ketua rt aja ada pemilihannya, nyari istri/suami juga kan, emg ada statement dari org yg dimaksud kalo dia mau jadi khalifahnya dan mengangkat dirinya sendiri mba? sumbernya dari mana? kok saya ga tau yah, kirimin link beritanya dong mba klo ada, mungkin saya ga seupdate mba jadi bisa berkomentar seperti itu ='(

Si A : memang tidak mungkin mengeluarkan statemen itu sendiri. Tapi bisa ketebak sih IMHO. Kalau Turki kembali ke sistem kilafah dan bukan Erdogan kalifahnya (dengan catatan Erdogan masih hidup) berarti memang manusia legowo

Si B : popularitas AKP memang sempat menurun pada juni 2015 saat pemilu sela di parlemen namun pada proses pemilu ulangan di November 2015 AKP berhasil mendapatkan suara 49.5% dari total 95%suara yg telah dihitung, sedangkan partai oposisinya kalaupun mau berkoalisi dijumlahkan hanya berkisar 48% (CHP, MHP, HDP), sisanya abstein. Kalau untuk IMHO saya no comment karena saya tdk begitu tahu. Mungkin permasalahannya disini ternyata dalam kenyataannya terkadang indeks popularitas tidak berjalan lurus terhadap data hasil yg diperoleh. Untuk siapa yg akan menjadi khalifahnya, hanya waktu yg dapat menjawabnya 
grin emoticon

Mari budayakan menjawab dengan santun dan berpendidikan demi meluruskan pemahaman orang yang terbatas wawasannya.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh